Sebagai orang Kristen kita pasti sering ditanya, baik melalui kotbah di mimbar, maupun melalui percakapan sehari-hari tentang bagaimana kondisi saat teduh kita. Tidak sedikit dari kita bingung tentang apa sebenarnya saat teduh itu. Dan jika ditanya, seringkali jawaban kita tidak fokus dan cenderung bimbang. Atau bahkan, kita sendiri jadi akhirnya merasa berdosa karena memiliki saat teduh yang bolong-bolong (tidak teratur).
Jika kita telusuri di Alkitab, kita tidak akan menemukan referensi langsung dari frasa ‘saat teduh’. Namun, dijelaskan bahwa Yesus menyendiri dan berdoa kepada BapaNya. Pernah Ia lakukan saat justru sedang dicari oleh orang banyak. Tetapi sering Ia melakukannya pada pagi-pagi benar. Namun apakah Alkitab pernah mengatakan aktivitas pasti dari sebuah proses saat teduh?
Kebanyakan kita mengaitkan saat teduh dengan berdoa dan membaca Firman. Tetapi saya berpikir seharusnya tidak sesederhana ini. Karena ada tindakan Pendalaman Alkitab yang juga melakukan proses pembacaan Firman. Apakah keduanya sama? Kemudian jika kita sedang berdoa bersama-sama, apakah bisa dikatakan bersaat teduh?
Satu hal yang menarik dari yang Yesus lakukan adalah, Ia menyendiri. Saya menyimpulkan bahwa jika ada yang namanya ‘saat teduh’ maka ada kondisi ‘saat tidak teduh’. Maka kita akan tahu bahwa keseluruhan kehidupan kita banyak dipenuhi oleh saat tidak teduh. Saat kita sedang mengerjakan ujian, saat kita sedang bekerja, menonton acara favorit kita, itu semua adalah saat tidak teduh, yaitu saat dimana pikiran kita banyak dikuasai oleh sekeliling kita.
Proses saat teduh adalah proses menarik diri dari semua kesibukan dan rutinitas itu. Pikiran kita selalu berperang setiap hari. Tidak jarang akhirnya membuat stress. Hal-hal demikian sering membuat kita tidak sinkron dengan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Akhirnya kita menjadi lupa dengan tujuan hidup kita, atau bahkan lupa dengan identitas kita bahwa kita adalah gambaran Allah yang mencerminkan kemuliaanNya juga. Akhirnya hidup kita menjadi tidak efektif, cenderung berputar-putar pada masalah yang sama atau sumber daya kita (energi, pemikiran, waktu, uang, dll) banyak dihabiskan untuk hal-hal yang sia-sia.
Saat teduh menghindarkan diri kita dari hal-hal semacam itu. Pada saat kita melakukannya, kita sedang mengeluarkan toksin-toksin rohani dan sedang menyehatkan hidup rohani kita. Pada waktu itu, roh dan jiwa kita didefragmentasi (meminjam istilah komputer dimana sebuah tempat penyimpanan diatur / ditata kembali sehingga lebih rapi).
Apa yang harus kita lakukan pada saat teduh? Salah satu tokoh Alkitab yang paling gemar dan patut diteladani dalam hal ini ialah Daud dan pemazmur-pemazmur lain. Di kitab Mazmur, kita akan banyak menjumpai kata ‘teduh’, dimana mereka mengatakan bahwa Tuhan adalah gunung batu mereka, dan bersama Dia jiwa mereka teduh.
Satu hal yang unik pula bahwa di kitab Mazmur kita sering menjumpai kata ‘sela’. Sela adalah sebuah perhentian. Pada musik, hal ini disebut interlude. Di sini kita berhenti menyanyi (mungkin musik masih mengalun), dan yang kita lakukan adalah kita mencoba mengingat kembali tentang kebaikan Tuhan dan kemungkinan rencanaNya dalam hidup kita.
Di Mazmur kita sering membaca tentang omelan-omelan mereka. Uniknya setelah adanya ‘sela’, maka omelan-omelan tersebut berubah menjadi pujian kepada Tuhan dan munculnya kepercayaan dan kekuatan baru. Yesus berkata jika kita letih lesu dan berbeban berat, kita perlu datang kepadaNya (Mat 11:28-29). Itulah pentingnya saat teduh dalam hidup kita.
Saat teduh bukan perkara dosa. Tetapi dengan melakukannya, kita sedang menjadikan kehidupan rohani kita menjadi sehat. Roma 8:35 berkata bahwa tidak ada satu hal pun yang mampu memisahkan kita dari kasih Allah. Jadi tidak bersaat teduh jelas tidak membuat Tuhan murka kepada kita.
Uniknya, ayat tersebut ditulis tidak jauh dari Roma 8:28 yang berkata bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Dengan bersaat teduh, kita ‘mengijinkan’ Dia untuk turut bekerja dalam kehidupan kita dengan memberikan arahan-arahan yang baru untuk kita taati. Banyak kali orang yang selesai bersaat teduh seperti mendapatkan kekuatan baru untuk menjalani kehidupannya. Selamat bersaat teduh!