“Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil”. Kalimat yang terkenal ini merupakan rangkaian Kotbah di Bukit yang diucapkan Yesus sepanjang Matius 5-7. Inti dari pengajaran ini adalah bahwa sebenarnya hukum dan aturan yang ada pada kitab Taurat belum sempurna. Jadi sebenarnya seluruh isi kotbah ini sedang meningkatkan standar kesalehan dan berkata bahwa apa yang selama ini dihidupi oleh bangsa Israel belum merupakan standar Illahi (Matius 5:48).
Kotbah itu juga sebenarnya sedang ingin menantang arogansi manusia dan memastikan bahwa tidak ada standar Illahi manapun yang mampu dihidupi manusia karena kekuatannya sendiri. Dalam segala hal, kita dituntut untuk memiliki sesuatu yang lebih. Bahwa dalam segala hal, yang dilihat bukan perbuatannya, hasilnya, atau prosesnya, (unsur jasmaniah) tapi motivasinya (lebih tepatnya unsur Illahinya). 2 Petrus 1:3 berkata bahwa kesalehan adalah akibat dari pengenalan kita akan Allah.
Memberi lebih dari yang diminta (extra mile) merupakan salah satu dari golden rule, yaitu aturan yang diakui bahkan diajarkan dalam tiap agama. Namun bagi kekristenan, perbedaannya terletak pada unsur Illahinya tersebut, bahwa kita memberi lebih bukan karena diajarkan oleh sebuah peraturan, tapi karena didorong oleh motivasi untuk mengasihi dengan tulus (Yohanes 15).
Apa perbedaan melakukan prinsip ini dengan atau tanpa motivasi yang tulus? Perbedaannya akan terletak pada bagaimana reaksi kita pada hasilnya. Mungkin jika orang yang kita kasihi (kita beri / bantu secara lebih) sadar dan kemudian berterima kasih, tidak ada masalah dengan semuanya itu. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa tidak semua orang yang kita perlakukan demikian akan menyadari dan berterima kasih.
Pengalaman pribadi saya membuktikan bahwa tidak semua orang sadar, karena tidak semua orang tahu bahwa kita sedang mencoba untuk memberikan sesuatu secara lebih. Misalnya, sebagai seorang montir, kita diminta untuk melakukan tune up mobil oleh seseorang. Secara standar, proses tune up berarti mengganti oli, memeriksa dan mengembalikan beberapa bagian mesin (misalnya mengencangkan mur dan baut) sehingga mesin terasa enak kembali. Misalnya, proses ini memiliki estimasi waktu selama 5 jam.
Namun karena kita ingin memberi lebih, maka kita coba untuk tidak hanya melakukan proses standar, namun kita juga melakukan pencucian mobil, mengganti air radiator, dan hal-hal lainnya (mungkin termasuk spooring dan balancing) sehingga akhirnya memakan waktu seharian penuh. Hati kita gembira waktu melakukannya, kita tidak mengharapkan imbalan apapun. Namun, ternyata sang pemilik mobil marah karena mobilnya tidak kunjung selesai. Di satu sisi, tidak mungkin kita menggembor-gemborkan bahwa kita akan memberikan pelayanan ekstra, karena justru itu seperti memberikan janji yang muluk.
Yang ingin saya garisbawahi di sini (terlepas dari perkara hikmat, kebijaksanaan dan strategi), apa reaksi anda waktu anda sebenarnya ingin memberikan lebih (artinya bermaksud baik) tapi justru yang didapatkan adalah kemarahan? Di sini, motivasi mengambil peranan. Kasih yang tulus berarti memberikan sesuatu tanpa berharap apapun, termasuk rasa terima kasih. Jika kita melakukan hal ini (memberi secara lebih) karena perintah, mungkin kita akan stress dan jera untuk melakukannya kembali. Tidak demikian jika kita melakukannya karena mengasihi Tuhan.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” ~ Matius 22:37
Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa mengasihi Tuhan itu bukan pekerjaan mudah. Bahkan mengasihi sebenarnya adalah pekerjaan yang sama sekali tidak mudah, itu menuntut pengorbanan dalam seluruh kehidupan kita. Jika mengasihi Tuhan adalah pekerjaan mudah, maka itu tidak menuntut segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi. Melakukan hal ini menuntut kematian dari kedagingan kita. Namun, mengasihi berarti satu langkah untuk menuju keillahian.
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” ~ Matius 5:48
(Gambar dari berbagai sumber)