(Guest post by Gheeto T.W. / arahbola.org)
Suatu kali seekor ayam sedang berjalan-jalan. Lalu mereka melewati sebuah kedai makan yang hari itu ada menu istimewa:”Steak iga sapi plus telur dadar”. Lalu berkatalah ayam sambil nyengir,”wah, lihat betapa besarnya kontribusi kita bagi manusia”.
Dengan rada jengkel si sapi menyahut,”bagi mu kontribusi, bagiku…pengorbanan!” Yang manakah jenis “pelayanan” kita? Setahu saya sih, kalau jenis pelayanan Allah di dalam Kristus bagi kita adalah tipe kedua, pengorbanan!
Kalau manusia, sering kali sudah merasa kontribusi, ngumpulin credit point agar membuat Allah “terkesan”, eh, ngorbanin orang lain pula.
Gimana dengan setan? Yang satu ini, sudah tidak mau berkorban, mengumpulkan credit point gede-gedean untuk kemasyuran dirinya yang ingin setara dengan Allah. Sudah gitu, usaha memasyurkan diri itu dengan cara mengorbankan; bukan diri, tetapi apapun dan siapapun!
Jangan sampai ketipu dengan standar operasional kerja setan. Kerja setan paling banyak bukan pada saat kesurupan massal, penampakan kuntilanak, atau keris yang bisa jalan sendiri. Bahkan yang begituan merupakan strategi paling standar.
Kerja setan justru paling banyak dipemutarbalikan orientasi hidup. Ketika kita bergairah untuk memuja diri, dan mengorbankan orang lain demi diri. Ketika Tuhan kita jadikan berhala untuk memuaskan hasrat kita.
Segala perbuatan kasih pasti akan bermuara pada kedua hal ini: pelayanan & pengorbanan. Itulah yang dikerjakan Kristus, dan tak kan pernah dilakukan setan, dan manusia berdosa seperti kita.